Profil Dr. H. Abdullah Ahmad (1878–1933)

Dr. H. Abdullah Ahmad adalah figur kunci dalam pembaruan Islam dan pendidikan modern di Indonesia. Dengan visi pembaruan, keteguhan dakwah, dan ...

Dr. H. Abdullah Ahmad adalah seorang ulama reformis dan pembaru pendidikan Islam awal abad ke-20 di Sumatra Barat. Ia dikenal sebagai salah satu pendiri jaringan pendidikan modern yang kemudian berpengaruh besar dalam perkembangan intelektual dan keislaman Indonesia.

Abdullah Ahmad

  • Nama lengkap: Dr. H. Abdullah Ahmad (EyD dari Abdoellah Ahmad)
  • Nama populer: Tuan Dullah
  • Tempat lahir: Padang Panjang, Sumatra Barat
  • Tanggal lahir: 1878
  • Wafat: Kampung Jati, Padang, 24 November 1933 (55 tahun)

Latar Keluarga

Abdullah Ahmad lahir dari keluarga ulama terhormat. Ayahnya, Syekh Ahmad Alang Lawas, adalah seorang ulama sekaligus saudagar kain Bugis yang cukup terpandang. Ibunya berasal dari Bengkulu, sehingga sejak kecil ia berinteraksi dengan tradisi keilmuan Islam sekaligus wawasan perdagangan keluarga.

Pendidikan agama dasar ia dapatkan langsung dari ayahnya, memperkuat fondasi keilmuan yang kelak membentuk pandangan reformisnya.

Riwayat Pendidikan

Sejak masa kanak-kanak, Abdullah Ahmad telah menunjukkan minat kuat terhadap pendidikan agama dan pengetahuan modern.

Pendidikan formalnya dimulai di sekolah pemerintah di Padang Panjang, namun pendidikan agama tetap menjadi dasar utama.

Pada tahun 1895, di usia muda ia meninggalkan tanah kelahirannya untuk menuntut ilmu ke Mekkah, pusat pembelajaran Islam internasional. Ia menetap selama empat tahun dan kembali ke Indonesia pada 1899.

Studi dan interaksinya dengan ulama-ulama Timur Tengah membuatnya terpapar pemikiran reformis Islam yang berkembang di dunia Islam, terutama dari Mesir dan Hijaz. Inilah yang kelak membentuk corak pemikiran pembaruan dalam pengajaran dan dakwahnya.

Pada tahun-tahun selanjutnya, wawasannya mendapat pengakuan internasional. Bersama sahabatnya, Haji Abdul Karim Amrullah (Inyiak Rasul), ia tercatat sebagai salah satu putra Indonesia pertama yang menerima gelar Doktor Kehormatan (Doctor fid-Din) dari Universitas Al-Azhar, Kairo—suatu pencapaian luar biasa di masanya.

Peran Awal di Dunia Pendidikan dan Dakwah

Sepulang dari Mekkah, Abdullah Ahmad mulai mengajar di Padang Panjang. Ia aktif dalam dakwah, terutama dalam upaya memberantas praktik keagamaan yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran inti Islam, seperti bid’ah dan beberapa ajaran tarekat.

Pada masa ini pula ia mulai menjadi agen dan pembaca aktif majalah-majalah pembaruan Islam internasional, seperti Al-Imam (Singapura) dan Al-Ittihad (Kairo), memperkuat reputasinya sebagai ulama muda berwawasan global.

Karier, Pendidikan, dan Aktivitas Publik

1. Pendiri Lembaga Pendidikan Modern

Abdullah Ahmad dikenal sebagai pionir pendidikan Islam modern di Sumatra Barat. Di antara lembaga yang ia dirikan adalah:

  • Adabiah School (1909): Sekolah yang didirikan karena kegelisahannya melihat banyak anak pedagang yang tidak memperoleh pendidikan sistematis. Adabiah menjadi salah satu sekolah modern pertama di Padang.
  • Persatuan Guru Agama Islam (PGAI): Organisasi yang menjadi wadah formal bagi para guru agama untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
  • Normal Islam School: Sebuah lembaga pendidikan guru yang memperkuat fondasi tenaga pendidik Islam di Sumatra Barat.

Lembaga-lembaga tersebut menjadi cikal bakal pendidikan modern Islam yang menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum.

2. Peran dalam Sumatra Thawalib

Abdullah Ahmad merupakan salah satu tokoh yang membidani kelahiran Sumatra Thawalib, sebuah sistem pendidikan Islam modern yang kelak melahirkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia.

3. Jurnalisme dan Publikasi

Ia adalah pelopor media keislaman di Indonesia. Aktivitasnya mencakup:

  • Pendiri majalah Al-Munir (1911–1916) di Padang. Majalah pembaruan Islam yang sangat berpengaruh pada awal abad ke-20.
  • Pendiri majalah Al-Akhbar (1913)Media berita yang memperluas cakupan informasi keagamaan dan sosial.
  • Redaktur bidang agama di majalah Al-Islam (Sarekat Islam, Surabaya, 1916)
  • Penerbit majalah Al-Ittifaq Wal-Iftiraq setelah Al-Munir berhenti terbit.

Pada tahun 1914, ia bahkan menjabat sebagai ketua persatuan wartawan di Padang, menunjukkan perannya dalam penguatan jurnalisme modern di Indonesia.

4. Hubungan dengan Organisasi dan Komunitas Pemuda

Ia secara aktif membimbing kelompok-kelompok pelajar, termasuk pelajar sekolah menengah di Padang dan siswa sekolah dokter di Jakarta. Ia juga memberikan dukungan dalam kegiatan Jong Sumatranen Bond, organisasi penting dalam pergerakan nasional.

Prestasi dan Pengakuan

  1. Gelar Doktor Kehormatan (Doctor fid-din) dari Universitas Al-Azhar, Kairo (1926).
  2. Diakui oleh ulama-ulama Timur Tengah sebagai ulama dengan pengetahuan mendalam.
  3. Tokoh kunci dalam perkembangan pendidikan modern di Sumatra Barat.
  4. Pelopor jurnalisme Islam modern di Indonesia.
  5. Pendiri beberapa lembaga pendidikan besar yang masih berpengaruh hingga kini.

Majalah Sinar Sumatra edisi 16 September 1926 bahkan memuat upacara syukuran penganugerahan gelar doktor kehormatan tersebut di Padang—menandai reputasinya yang besar di mata masyarakat.

Kontroversi dan Kritik

Sebagai tokoh pembaruan, Abdullah Ahmad tidak lepas dari kritik. Upayanya memberantas praktik bid’ah dan ajaran tarekat dianggap sebagian pihak terlalu keras atau mengganggu tradisi keagamaan lokal.

Namun perbedaan pandangan tersebut berlangsung dalam konteks dinamika pemikiran Islam di awal abad ke-20 dan tidak mengurangi kontribusinya dalam pendidikan, dakwah, maupun pengembangan pemikiran Islam modern.

Dr. H. Abdullah Ahmad adalah figur kunci dalam pembaruan Islam dan pendidikan modern di Indonesia. Dengan visi pembaruan, keteguhan dakwah, dan karya-karya intelektualnya, ia meletakkan fondasi bagi berkembangnya sekolah Islam modern dan pemikiran keagamaan yang maju di Sumatra Barat dan Nusantara.

Warisan intelektual, institusi pendidikan, serta gagasan pembaruan yang ia tinggalkan terus menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.

© Artikel Populer. All rights reserved.