Profil Akhmad Taufiq: Sastrawan dan Akademikus dari Jawa Timur

Akhmad Taufiq, sastrawan dan akademikus asal Lamongan, dikenal atas dedikasinya pada sastra, budaya, dan pendidikan di Indonesia serta kiprah ...

Akhmad Taufiq lahir pada 19 April 1974 di Lamongan, Jawa Timur. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang religius dan menanamkan nilai-nilai pendidikan serta kedisiplinan sejak dini. Pengaruh keluarga, terutama dari orang tua yang menghargai ilmu dan budaya, menjadi dasar kuat yang membentuk kepribadian intelektual serta kepeduliannya terhadap dunia sastra dan pendidikan.

Akhmad Taufiq

Latar Pendidikan

Perjalanan akademik Taufiq mencerminkan dedikasi yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Jember, mengambil jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Sastra. Ketertarikannya pada dunia bahasa dan sastra kemudian mengantarkannya melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar Doktor di Universitas Negeri Surabaya, dengan predikat cumlaude (2015).

Ketekunan dalam studi menjadikannya sosok akademikus yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga aktif mengembangkan kajian sastra dan budaya dalam konteks sosial, politik, dan religius.

Perjalanan Karier dan Aktivitas Publik

Sejak masa kuliah, Akhmad Taufiq sudah aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan literasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Rayon PMII Fakultas Sastra (1995–1996) dan Ketua Umum PC PMII Jember (1998–1999). Kiprahnya di organisasi mahasiswa inilah yang menumbuhkan kemampuan kepemimpinan serta jejaring sosial yang luas, baik di bidang akademik maupun sosial-budaya.

Karier akademiknya berkembang pesat di lingkungan Universitas Jember. Ia pernah menjabat sebagai:

  1. Ketua Rayon PMII Fakultas Sastra (1995-1996).
  2. Ketua Bidang III Senat Mahasiswa Fakultas Sastra (1994-1996).
  3. Ketua Umum PC PMII Jember (1998-1999).
  4. Ketua Dewan Legeslasi PKC PMII Jawa Timur (1999-2000).
  5. Pendiri Forum Sastra Timur Jawa (2015).
  6. Sekretaris Pusat Penelitian Budaya Jawa dan Madura Lembaga Penelitian Universitas Jember (2008-2010).
  7. Sekretaris Pusat Penelitian Budaya dan Pariwisata Lembaga Penelitian Universitas Jember (2010-2012).
  8. Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember (2017-2019)
  9. Pengurus Pusat Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) bidang Pendidikan dan Pelatihan Kesastraan (2015-2019).
  10. Ketua Umum Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKAPMII) Kabupaten Jember (2016-2021).
  11. Wakil Ketua PCNU Jember (2019-2024).
  12. Pembina Himpunan Mahasiswa Patani Indonesia (HMPI) Jember (2018-Sekarang).
  13. Pembina Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (LESBUMI) Jember (2019-2024).
  14. Wakil Sekretaris Jenderal 1 Pengurus Pusat Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) (2019-2024).
  15. Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) PB IKAPMII (periode 2021-2026).
  16. Dewan Pakar Pengurus Pusat Afiliasi Pengajar, Peneliti Budaya, Bahasa, Sastra, Komunikasi, Seni, dan Desain ( PP APEBSKID) Indonesia (periode 2024-2028).
  17. Wakil Direktur 1 Pascasarjana Universitas Jember (2024-sekarang).

Kiprah dalam Dunia Sastra

Dikenal luas sebagai sastrawan dan peneliti sastra, Akhmad Taufiq telah menulis banyak puisi, cerpen, serta esai dan kritik sastra yang dimuat di berbagai surat kabar dan jurnal ilmiah nasional maupun internasional.

Ia aktif pula di berbagai forum sastra lintas negara seperti Baca Puisi Dunia NUMERA (Malaysia), Temu Sastra Indonesia–Malaysia, Puisi Dunia di Brunei Darussalam, dan Muktamar Sastra Situbondo (2018).

Aktivitasnya menunjukkan konsistensi dalam memperkenalkan dan memperkuat posisi sastra Indonesia di kancah internasional.

Pada 2015, Taufiq bersama sejumlah penyair mendirikan Forum Sastra Timur Jawa, wadah yang mencakup tujuh wilayah kabupaten/kota di bagian timur Jawa (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Banyuwangi). Forum ini berperan penting dalam menghidupkan ekosistem sastra daerah dan memperkuat sinergi antarpenulis di Jawa Timur.

Prestasi dan Penghargaan

Kiprah dan kontribusi Akhmad Taufiq di dunia sastra dan akademik telah mendapatkan pengakuan luas.

Beberapa penghargaan yang pernah ia terima antara lain:

  1. Anugerah Penghargaan Puisi Dunia Numera Malaysia (2014).Anugerah puisi di tingkat Asia Tenggara.
  2. Lulusan terbaik (cumlaude) dari Universitas Negeri Surabaya (2015).
  3. Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI (2017).
  4. Anugerah Sutasoma untuk buku "Sastra Multikultural" kategori buku esai/kritik sastra terbaik dari Balai Bahasa Jawa Timur (2018).
  5. Anugerah Sutasoma untuk buku "Drama Tradisional Ludruk" kategori buku esai/kritik sastra terbaik dari Balai Bahasa Jawa Timur (2022).

Karya dan Publikasi Penting

Sebagai akademikus produktif, Taufiq telah menulis sejumlah karya ilmiah dan sastra yang berpengaruh, di antaranya:

  1. Sastra Poskolonial: Teori, Analisis Teks, dan Pembelajaran (Jember University Press, 2010).
  2. Apresiasi Drama: Refleksi Kekuasaan dalam Teks Sastra Drama Tradisional Ludruk (Gress Publishing, 2011).
  3. Kontributor buku dalam Kongres Internasional Folklor Asia yang berjudul Folklore dan Folklife dalam Kehidupan Modern: Kesatuan dan Keberagaman (Ombak, 2013).
  4. Kontributor buku Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya: Membangun Karakter dan Budaya Bangsa melalui Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya (Gress Publishing, 2013).
  5. Kontributor buku Bahasa dan Sastra untuk Peradaban Indonesia yang Unggul (Gress Publishing, 2014).
  6. Kontributor dalam buku Keunggulan Budaya dan Industri Kreatif (Ombak, 2014).
  7. Sastra Multikultural: Konstruksi Identitas dan Praktik Diskursus Negara dalam Perkembangan Sastra Indonesia (Intrans Publishing, 2017).
  8. Drama Tradisional Ludruk: Refleksi Kekuasaan, Karakteristik Pertunjukan, dan Strategi Pengembangan (PBSI Press, 2022)
  9. Kontributor dalam Kumpulan Esai "Qasyaf 80: Kemala yang Kami Kenali (Nuha Creative Resources, Selangor Malaysia, 2022).
  10. Sastra Pesantren dan Ruang Strategis Politik Kebudayaan (Majalah Kidung Dewan Kesenian Jawa Timur, 2023).
  11. Politika Sastra: Ruang Diskursif Ideologi dan Imajinasi Politik Kebangsaan (Madani-Penerbit Intrans Publishing Malang, 2024).
  12. Kontributor pada buku "Meneroka Pantun Manuk Emprit Cak Hasan: Sepilihan Esai" (Unesa Press, 2025).

Di bidang puisi, dua antologi tunggalnya yang dikenal luas adalah:

  1. Kupeluk Kau di Ujung Ufuk (2010)
  2. Mengulum Kisah dalam Tubuh yang Terjarah (2016)

Selain itu, ia juga berkontribusi dalam berbagai antologi puisi bersama di tingkat nasional dan Asia Tenggara, termasuk Risalah Melayu Nun Serumpun, Puisi Dunia Numera, dan Seribu Tahun Lagi.

Visi dan Kontribusi

Sebagai pemikir dan sastrawan, Taufiq memiliki visi kuat tentang peran sastra sebagai medium pembebasan dan pendidikan kebudayaan. Ia meyakini bahwa sastra bukan sekadar ekspresi estetika, tetapi juga sarana refleksi sosial yang dapat memperkuat identitas dan spiritualitas bangsa.

Dalam banyak kesempatan akademik, ia mengusung gagasan tentang “politik kebudayaan” dan “sastra pesantren”, dua konsep yang berupaya memadukan nilai religiusitas dan nasionalisme dalam wacana sastra Indonesia kontemporer.

Kehidupan Publik

Selain aktif di dunia akademik dan sastra, Taufiq juga dikenal sebagai figur pembina literasi di daerah. Ia menjadi inisiator berbagai kegiatan literasi di Jember dan sekitarnya, termasuk Hari Puisi Indonesia 2018 dan 2021 yang menghadirkan para penyair dari seluruh Nusantara.

Keterlibatannya dalam Masyarakat Literasi Jember, Lesbumi NU, dan Forum Sastra Timur Jawa menunjukkan komitmennya untuk membangun jembatan antara dunia akademik dan masyarakat umum.

Untuk kegiatan akademik dan publik, informasi mengenai aktivitasnya dapat ditemukan melalui laman resmi Universitas Jember atau publikasi yang terbit melalui HISKI dan Forum Sastra Timur Jawa.

Akhmad Taufiq merupakan representasi akademikus-sastrawan yang berhasil memadukan pemikiran, karya, dan tindakan nyata dalam pengembangan sastra dan budaya Indonesia. Melalui dedikasinya di dunia pendidikan, karya sastra, serta aktivitas sosial-kultural, ia menjadi bagian penting dari wajah sastra Indonesia kontemporer—khususnya dari wilayah timur Jawa—yang terus berkontribusi bagi perkembangan literasi dan kebudayaan nasional.

© Artikel Populer. All rights reserved.