Profil Beni R. Budiman: Penyair yang Menyalakan Api Sastra dari Bandung

Beni R. Budiman dikenal luas melalui publikasi karya-karyanya—baik puisi maupun esai—di berbagai koran, majalah, dan media sastra pada masanya.

Beni R. Budiman dikenal sebagai salah satu penyair dan penulis esai Indonesia yang menorehkan jejak khas dalam perkembangan sastra di Jawa Barat dan Indonesia pada era 1990-an hingga awal 2000-an. Kiprahnya berangkat dari dunia kampus, lalu berkembang ke berbagai media dan antologi nasional.

  • Nama lengkap: Beni R. Budiman
  • Tempat & tanggal lahir: Dawuan, Kadipaten, Majalengka, 10 September 1965
  • Wafat: Bandung, 3 Desember 2002
  • Profesi: Penyair, Esais, Aktivis Sastra

Latar Keluarga dan Pengaruh Awal

Beni lahir dan dibesarkan di lingkungan desa Dawuan, Kadipaten, Majalengka. Meskipun tidak banyak catatan mengenai profesi orang tuanya, pengaruh keluarga tampak mengakar pada kebiasaan membaca, kepekaan sosial, dan dorongan untuk terus belajar—nilai-nilai yang kemudian membentuk warna puisinya yang reflektif, humanis, dan dekat dengan pengalaman keseharian masyarakat.

Beni R. Budiman

Dari lingkungan keluarganya pula ia memperoleh fondasi karakter: kesederhanaan, kerja keras, dan keberanian menyampaikan gagasan. Modal inilah yang kelak menguatkan posisinya sebagai penyair dan kritikus muda yang aktif di lingkaran sastra Bandung.

Pendidikan

Perjalanan akademiknya berpijak di Bandung. Pendidikan formal terakhirnya ditempuh di: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung; Jurusan Bahasa Asing – Program Bahasa dan Sastra Prancis.

Bidang studinya memberi pengaruh kuat pada gaya bahasa dan wawasan estetiknya. Penguasaan bahasa Prancis membuka aksesnya pada karya-karya penyair Eropa, termasuk tradisi simbolisme dan sastra modern. Perjumpaan ini tercermin dalam puisinya yang sering memadukan lirisisme dengan observasi sosial.

Sejak duduk di bangku sekolah menengah, Beni sudah mulai menulis. Ketika kuliah, ia aktif dalam berbagai kegiatan:

  • Ekstrakurikuler sastra
  • Kegiatan teater
  • Pers mahasiswa

Ruang-ruang inilah yang membentuknya sebagai intelektual muda yang tak hanya menulis, tetapi juga hidup dalam atmosfer diskusi dan pergerakan seni.

Karier Sastra & Aktivitas Publik

Beni dikenal luas melalui publikasi karya-karyanya—baik puisi maupun esai—di berbagai koran, majalah, dan media sastra pada masanya. Ia aktif di komunitas dan forum sastra Bandung, menjadikan kota tersebut sebagai pusat aktivitas kreatif dan intelektualnya.

Beberapa aktivitas publiknya mencakup:

  • Keterlibatan dalam Forum Sastra Bandung (FSB).
  • Keikutsertaan dalam antologi dan forum diskusi sastra.
  • Kontribusi pada kegiatan seni teater kampus.
  • Penulisan esai budaya dan kritik sosial di berbagai media.

Meski tidak tercatat berafiliasi dengan organisasi politik tertentu, Beni termasuk penulis yang peka terhadap isu-isu sosial dan perubahan politik, terutama menjelang dan setelah era reformasi.

Karya & Prestasi

Karya-karya Beni memperlihatkan sensitivitas estetika dan kepedulian sosial yang kuat. Ia bukan hanya penyair, tetapi juga seorang pengamat yang cermat terhadap persoalan kemanusiaan.

Buku Puisi Tunggal

  1. Dua Wajah (Forum Sastra Bandung, 1992) – ditulis bersama Cecep Syamsul Hari
  2. Penunggu Makam (Pustaka Jaya, 2003; terbit setelah wafatnya)

Buku Puisi dalam Antologi Bersama

  1. Mimbar Penyair Abad 21 (Balai Pustaka, 1996)
  2. Cermin Alam: Antologi 10 Penyair Jawa Barat (Taman Budaya Jawa Barat, 1996)
  3. Tangan Besi: Antologi Puisi Reformasi (Forum Sastra Bandung, 1998)
  4. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (Gramedia, 2000)

Keterlibatannya dalam sejumlah antologi bergengsi menegaskan posisinya sebagai bagian dari “generasi penyair 1990-an” yang turut memberi warna pada perkembangan sastra Indonesia menuju era 2000-an.

Kontribusi besarnya terletak pada:

  • Penguatan iklim sastra di Bandung melalui forum dan pertemuan kreatif.
  • Gaya puisi yang menggabungkan lirisisme, pencarian identitas, dan kritik sosial.
  • Posisi sebagai mentor dan teman diskusi bagi banyak penyair muda pada masanya.

Warisan dan Pengaruh

Walau perjalanannya terhenti pada usia relatif muda, karya dan kiprah Beni R. Budiman tetap dikenang oleh komunitas sastra Bandung dan Indonesia.

Warisan pentingnya mencakup:

  • Dedikasi pada penulisan puisi berkualitas.
  • Konsistensi dalam memperjuangkan ruang kreatif bagi generasi muda.
  • Karya-karya yang tetap relevan sebagai refleksi diri dan sosial.

Beni adalah contoh penyair yang hidup untuk sastra—menulis dengan ketekunan, berkembang bersama komunitas, dan meninggalkan jejak yang tak lekang oleh zaman.

© Artikel Populer. All rights reserved.