Daelan Muhammad lahir pada tahun 1942 di Jambangan, sebuah desa di Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Lingkungan pedesaan yang lekat dengan nilai-nilai religius dan budaya Jawa memberi warna awal pada perjalanan hidup serta karya-karyanya kelak. Ia tumbuh dengan dorongan kuat untuk menempuh pendidikan agama sekaligus membangun kepekaan terhadap dunia intelektual dan sosial.
Pengaruh keluarga yang religius tercermin jelas dalam pilihan studinya. Dorongan untuk mendalami ilmu agama, memahami syariah, serta membaca realitas sosial tampak kuat sejak muda. Pola asuh demikian berperan besar dalam membentuk karakter Daelan sebagai seorang pendidik sekaligus penyair.
Pendidikan
Perjalanan pendidikan Daelan Muhammad menegaskan komitmennya pada dunia keilmuan Islam. Ia menamatkan pendidikan di PHIN (Pendidikan Hakim Islam Negeri) Yogyakarta, salah satu lembaga pendidikan penting yang pada masa itu melahirkan banyak intelektual muslim. Sehubungan dengan itu, Daelan dinas di Kantor Pengadilan Agama Banjarmasin, dalam rangka menjalani ikatan dinas, sebuah pengalaman yang memperkaya pemahamannya terhadap praktik hukum Islam di tengah masyarakat.
Setelah 3 tahun di Banjarmasin, Daelan kembali ke Yogyakarta untuk melanjutkan studi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebuah institusi yang dikenal subur melahirkan para pemikir, akademisi, dan budayawan. Di sinilah cakrawala akademiknya semakin terbentuk, baik secara teoretis maupun kultural.
Karier Akademik
Setelah menyelesaikan pendidikan di IAIN Sunan Kalijaga, Daelan memilih jalur pengabdian melalui dunia pendidikan tinggi. Ia kemudian menjadi dosen di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga, almamaternya sendiri. Perannya sebagai dosen memperlihatkan dedikasinya terhadap pengembangan ilmu hukum Islam serta pembentukan generasi intelektual baru.
Dalam kapasitas sebagai akademisi, ia tidak hanya mengajar, tetapi turut serta dalam dinamika intelektual kampus: berdiskusi, menulis, serta mendorong pemikiran keislaman yang progresif namun tetap berpijak pada tradisi.
Prestasi dan Karya Kepenyairan
Daelan Muhammad tertarik dan kemudian terjun ke ranah sastra pada usinya 19, ketika duduk di kelas 2 PHIN. Namun puisi-puisinya mulai hadir di media massa pada tahun 1964 yang dimuat di berbagai majalah sastra terkemuka, seperti: Horison, Basis, Pelopor Jogja, Teruna, Sastra, Nefo, dan sejumlah media lainnya.
Salah satu pencapaian monumental Daelan Muhammad adalah keterlibatannya dalam antologi puisi Tonggak (1986), sebuah karya penting yang menghimpun penyair-penyair Indonesia lintas generasi. Kehadirannya di antologi tersebut menandai pengakuan komunitas sastra terhadap kualitas puisinya dan kontribusinya dalam khazanah puisi Indonesia modern.
Daelan Muhammad adalah sosok yang menggabungkan dua dunia sekaligus: akademisi hukum Islam dan penyair. Kiprahnya menunjukkan bahwa intelektualitas tidak harus terkungkung dalam ruang akademik semata—melainkan bisa mengalir dalam bentuk seni, terutama puisi.