Profil Darius Umari: Penyair dari Ranah Minang

Darius Umari lahir pada 5 November 1942 di Talang, Sumatera Barat. Ia adalah bagian dari generasi penulis yang tumbuh bersama dinamika sastra ...

Darius Umari lahir di lingkungan Minangkabau yang dikenal kuat dengan tradisi intelektual dan literasinya. Nilai-nilai keluarga dan lingkungan seperti kedisiplinan, kecintaan pada pengetahuan, dan dorongan untuk berpendidikan tercermin dalam perjalanan hidupnya, termasuk dalam gaya menulisnya yang lugas dan reflektif.

  • Tempat & tanggal lahir: Talang, Sumatera Barat, 5 November 1942
  • Bidang: Sastrawan, penyair, cerpenis, dan mantan insan radio.
Darius Umari

Pendidikan

Perjalanan pendidikan Darius Umari menunjukkan perpaduan antara minat akademik dan kecintaan terhadap dunia kepenulisan serta komunikasi.

Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang

Ia sempat menempuh pendidikan selama satu setengah tahun di sini, meski kemudian tidak menyelesaikan studi karena berbagai alasan. Meskipun tidak tamat, masa kuliah ini membentuk wawasan intelektual yang mempengaruhi kedalaman tema dalam karyanya.

Akademi Penerangan Jakarta (tugas belajar RRI)

Pada awal 1969, Darius terpilih sebagai mahasiswa tugas belajar dari RRI Padang untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Penerangan Jakarta. Langkah ini menghubungkan minatnya pada bahasa, penyiaran, dan komunikasi, serta membuka jalan bagi kariernya di dunia informasi dan penyiaran.

Karier Awal: Dunia Radio dan Penyiaran

Karier profesional Darius dimulai di Radio Republik Indonesia (RRI) Padang, tempat ia bekerja sejak Agustus 1964 hingga akhir 1968. Di lembaga penyiaran nasional ini, ia terlibat dalam produksi dan penyampaian informasi, sebuah pengalaman yang memperkuat kepekaan jurnalistiknya dan membentuk gaya berbahasa yang ringkas namun bernas.

Kariernya di RRI pula yang kemudian mengantarkannya pada penugasan belajar ke Akademi Penerangan Jakarta pada 1969, sebuah pengakuan terhadap kompetensi dan potensinya sebagai insan radio.

Perjalanan Literasi: Puisi, Cerpen, dan Novel

Darius Umari adalah bagian dari generasi penulis yang tumbuh bersama dinamika sastra Indonesia di pertengahan abad ke-20. Aktivitas kepenulisannya dimulai pada 1964, ketika ia menulis di berbagai harian daerah di Padang, di antaranya: Aman Makmur, Res Repulika, Dwikora, dan Duta Masjarakat.

Karya-karyanya mencakup puisi, cerpen ringan, dan novel. Setidaknya dua novel karyanya pernah dimuat di harian Aman Makmur dan Duta Masjarakat, menjadi bukti produktivitasnya pada masa tersebut.

Sementara itu, puisi-puisinya meraih perhatian lebih luas ketika diterbitkan di majalah Horison (salah satu publikasi sastra paling bergengsi pada zamannya) dan berbagai penerbitan daerah di Sumatera Barat.

Sejumlah puisinya juga terhimpun dalam antologi penting sastra Indonesia, menunjukkan bahwa karyanya diakui secara nasional.

  1. Tonggak: Antologi Puisi Indonesia Modern, Volume 3 yang dihimpun oleh Linus Suryadi AG dan diterbitkan oleh Gramedia (1987). Ini merupakan salah satu antologi puisi modern paling berpengaruh dalam sejarah sastra Indonesia.
  2. Jakarta & Berlin dalam Cermin Puisi: Antologi dwibahasa yang dihimpun oleh Ramadhan K.H. dan Berthold Damshäuser dan diterbitkan oleh Pustaka Firdaus (2002). Ini menjadi bukti bahwa karya Darius Umari diapresiasi dalam konteks internasional.

Kehadiran dalam antologi tersebut menandakan posisinya sebagai penyair dengan kontribusi nyata terhadap khazanah sastra Indonesia modern.

Darius Umari adalah contoh tokoh Minangkabau yang memperkaya sastra Indonesia melalui kerja sunyi dan konsistensinya. Dari dunia radio, ia beralih memperdalam ekspresi bahasa melalui puisi, cerpen, hingga novel. Keikutsertaannya dalam antologi nasional dan internasional memperlihatkan kualitas karya yang melampaui batas geografisnya. Dengan gaya menulis yang jernih dan pengalaman hidup yang kaya, Darius menjadi salah satu penyair yang jejaknya layak dicatat dalam perjalanan sastra Indonesia modern.

© Artikel Populer. All rights reserved.